Pemkab Kubu Raya Terima Bantuan 150 APD Dari Warga Binaan

Pemkab Kubu Raya Terima Bantuan APD Produksi Warga Binaan

Kubu Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menerima bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari Lapas Kelas IIA Pontianak, Jumat (12/6). Bantuan APD berupa 150 hazardous material suit atau baju hazmat dan 150 pelindung wajah diterima langsung Bupati Muda Mahendrawan di kediamannya di Jalan Tanjungsari Pontianak Tenggara. Bantuan diserahkan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat, Suprobowati.

Bacaan Lainnya

“Saya sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan. Terlebih bantuan ini hasil produksi warga binaan. Ini sangat membantu sekali apalagi Kubu Raya masih kekurangan baju hazmat,” ujar Muda Mahendrawan saat berdialog dengan Suprobowati.

Muda menilai bantuan APD produksi warga binaan tersebut punya kualitas sangat baik. Seperti bahan yang tebal dan kain yang bagus.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya saya mengucapkan terima kasih. Kita harus berjibaku menghadapi pandemi ini tanpa harus ada kepanikan. Tapi juga tetap menjaga aktivitas sosial ekonomi dan kemasyarakatan dengan selalu mengikuti protokol kesehatan. Jangan panik berlebihan,” tuturnya.

Ia mengatakan upaya penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Kubu Raya mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Hal itu ditandai dengan terus mengalirnya donasi dan bantuan dari sejumlah lembaga maupun elemen masyarakat. Sinergi juga terus ditunjukkan pihak swasta dengan pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.
“Kalau hanya pemerintah yang bergerak, memang sangat berat. Namun jika seluruhnya bergerak dan berinisiatif, tentu akan terasa ringan,” ujarnya.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat, Suprobowati, mengatakan bantuan yang diberikan pihaknya merupakan wujud kepedulian Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat melalui Lapas Kelas IIA Pontianak. Dia menuturkan APD masih terus diproduksi warga binaan yang ada di lembaga pemasyarakatan se-Kalimantan Barat. Menurutnya, apa yang dilakukan warga binaan menepis stigma negatif yang kerap dilontarkan sebagian pihak kepada warga binaan.
“Warga binaan biasanya dicap negatif oleh masyarakat. Namun kita tetap tunjukkan karya dengan membuat kebutuhan masyarakat. Apalagi menghadapi pandemi ini,” ucapnya.

Dia menambahkan, produk APD yang paling banyak diproduksi warga binaan adalah masker. Di lapas, semua pegawai maupun warga binaan diwajibkan menggunakan masker.
“Kita tetap mengikuti protokol kesehatan,” sebutnya.

Lebih jauh Suprobowati mengatakan untuk sementara waktu semua warga binaan lapas dan rutan tidak boleh dikunjungi siapapun. Yang boleh masuk hanya petugas. Hal itu dilakukan agar ada ketenangan khususnya di masa pandemi saat ini.
“Kami mencoba memberikan ini supaya sehat, hidup tenang di masa pandemi ini. Kami juga memberikan fasilitas komunikasi dengan para keluarga menggunakan video call yang setiap saat kita lakukan,” terangnya.

Ia melanjutkan, di tengah pandemi Covid-19 kegiatan pembinaan kemandirian kepada warga binaan tetap dilakukan. Adanya pandemi tidak menjadi alasan untuk menghentikan berbagai program pembekalan kepada warga binaan.
“Jadi meskipun ada pandemi Covid, bukan berarti menghentikan kegiatan. Kegiatan tetap dilakukan seperti biasanya. Membina kepribadian dan kemandirian tetap kita dilaksanakan. Sehingga mereka di dalam tetap sehat dan semangat,” katanya.

Kepala Lapas Kelas IIA Pontianak, Farhan Hidayat, mengatakan apa yang dilakukan warga binaan dengan membuat APD merupakan upaya proaktif dalam membantu pencegahan Covid-19. Selain itu aktivitas tersebut juga memberikan motivasi tersendiri kepada para warga binaan. Sebab yang dilakukan adalah bentuk kontribusi kepada bangsa dan negara.
“Meski di dalam lapas, mereka juga bisa berkontribusi dalam pencegahan virus ini,” sebutnya.

(Boy)

(Visited 4 times, 1 visits today)

Pos terkait