Delikcom.com, KETAPANG – Cuaca extreme dipenghujung tahun 2020 cukup menyita perhatian, khususnya kami yang berada dipelosok kecamatan di ujung Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, seperti Kecamatan Manis Mata, Air Upas, Singkup, Marau dan Jelai Hulu.
Akses transportasi darat yang jadi satu-satunya jalan untuk dilalui ke ibukota Kabupaten yang berjarak kurang lebih 250 KM menempuh perjalanan darat kurang lebih 5 hingga 6 jam (kalau cuaca panas) namun kini memakan waktu hingga 10 bahkan 12 jam.
Safrizal salah satu warga Manis Mata yang melintasi jalan tersebut ketika dikonfirmasi mengaku sangat termakan waktu didalam perjalanan dikateka kondisi jalan yang terlihat rusak parah sehingga kendaraan yang melintas harus antrian.
” kondisi jalan seperti ini selain memakan waktu panjang dalam perjalanan juga berdampak kepada harga barang sembako dan barang lainnya harganya berlipat dari harga normal di daerah lainnya. Belum lagi seperti ikan tidak dalam keadaan segar karena medan jalan tempuh yang jauh dan jalan yang dilalui cukup terjal,” keluhnya, Minggu (3/1/21).
Menurut Safrizal, Pada saat cuaca extreme seperti sekarang ini, jalan yang dilalui seperti medan arena off-road, yang penuh kubangan lumpur dan kubangan air. Banyak mobil pribadi (travel) yang tersangkut, terjebak lumpur bahkan hanyut dibawa oleh derasnya air.
” Wajar saja karena kondisi jalanan disini tanpa beraspal, hanya tanah yang dipadatkan oleh “batu latrit”, disepanjang jalan yang dilalui kebun sawit berjejer rapi. Pada saat musim panas, pastinya debu yang tebal berwarna merah yang ditemui,” tuturnya.
Dikatakannya, ceritanya ini mungkin seperti dongeng, dikarenakan Negara kita Indonesia sudah merdeka 75 tahun, tetapi kondisi sarana prasarana belum sepenuhnya merdeka seperti yang di gaungkan di media sosial atau media Televisi Jakarta.
” Mudah-mudahan, di awal tahun 2021 ini ada perhatian khusus, baik dari pemerintah pusat, provinsi atau Kabupaten untuk memperbaiki keadaan ini sehingga pemerataan ekonomi bisa terbangkit dengan adanya akses sarana dan prasarana jalan, harga bahan pokok stabil, ongkos transportasi normal seperti didaerah-daerah lain di Indonesia,” harapnya. (Wan)