Delikcom.com, AIR UPAS – Akibat halaman sekolah kerap menjadi akses berbagai kendaraan, gapura beserta pagar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Air Upas di Desa Harapan Baru, Kecamatan Air Upas, Ketapang, hancur berantakan diterjang dump truk, Jumat (4/9).
Warga di sekitar area sekolah sangat menyayangkan pintu masuk ke sekolah turut dijadikan akses bagi berbagai kendaraan umum, selain halaman sekolah menjadi rusak hal ini tentunya sangat berbahaya bagi peserta didik di sekolah itu sendiri maupun anak-anak lain yang bisa juga bermain di halaman sekolah tersebut.
Pak Ica, salah satu warga setempat yang berada di depan area sekolah merasa kecewa dengan ulah supir Dump Truk yang sengaja melewati gapura sekolah tersebut sebagai jalan pintas padahal sudah ada jalan di ujung kampung yang disediakan bagi lalu lalang kendaraan beroda enam. Disebabkan ketinggian kendaraan melebihi gapura, dump truk yang dibawanya menghantam bagian atas gapura hingga ambruk hancur berantakan.
“Kurang lebih pukul 22.00 WIB Jumat malam, sebuah dump truk berwarna hijau melintas melewati gapura sekolah padahal ketinggiannya tidak memadai untuk kendaraan roda enam, akibatnya bak besi dump truk menghantam bagian atas gapura hingga hancur dan roboh,” sebutnya.
Dikatakannya pula bahwa kurang lebih 2 tahun yang silam pagar di sisi kanan sekolah juga sudah pernah tersenggol Buldozer hingga retak, miring dan hampir roboh juga.
Kepala Sekolah SDN 01 Air Upas, Hartono Susanto, saat dimintai keterangannya menjelaskan bahwa memang benar telah terjadi accident tersebut namun pada saat kejadian ia tidak berada di tempat karena melayat keluarganya yang meninggal dunia di dusun Sempadian.
Setelah mendengar keterangan dari beberapa warga yang mengetahui peristiwa tersebut dan mengenal supir yang mengendarai dump truk, Hartono Susanto segera menghubunginya guna mempertanggung jawabkan kerusakan pagar dan gapura sekolah.
“Berdasarkan pengakuannya via hand phone supir dump truk mau bertanggung jawab
hanya kami belum bertemu dan belum ada kesepakatan seperti apa pertanggung jawabannya,” jelas Hartono, Sabtu (5/9).
Hartono menegaskan jika hingga besok Minggu (6/9) yang bersangkutan belum datang serta belum ada kepastian terkait pertanggung jawaban atas kerugian sekolah, ia akan melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwenang.
“Sumber dana pembangunan pagar dan gapura ini dari swadaya orang tua murid kurang lebih 7 tahun yang lalu, dalam hal ini saya akan berkoordinasi dengan Komite Sekolah agar ada kata sepakat solusinya seperti apa,” tutupnya. (Jns)