Delikcom.com, Sintang – Ikatan Jurnalis Sintang (IJS) menggelar Diskusi Publik , giat yang mengambil tema Hoax Sebagai Instrumen Menggalang Opini Publik tersebut mendatangkan dua narasumber yakni Kasubag Humas Polres Sintang dan NGO Swadiri Inisiatif pada Sabtu,(1/5/2021) malam.
Kasubag Humas Polres Sintang Iptu Hariyanto kesempatan itu membeberkan betapa dasyatnya Hoax , tanpa disadari gurauan di medsos bahwa Sintang akan diberlakukan lok down karena angka kasus Covid 19 di Sintang tertinggi nomor 2 sekalbar setelah ketapang.
Kabar tersebut sempat heboh di masyarakat bukan orang yang awam saja tetapi orang yang pinter juga menangkapnya dengan mentah-mentah tanpa disaring lebih dahulu.
” Yang pinter , yang sekolah tinggi juga terbawa arus informasi yang belum tentu kebenaranya tersebut tanpa mengcroscek lebih dulu langsung main sher via medsos baik Whatsapp , FB, ID , Tweeter dan diamini oleh netizen sehingga berita hoax yang berkembang sehingga membuat gaduh,”ujarnya.
Nah disini butuh lembaga yang berwenang yang bisa meluruskan yakni Pemerintah daerah melalui satgas penanggulangan Covid 19.
Sementara Ireng Maulana dari NGO Swadiri Inisiati dia memaparkan bahwa hoax itu berdiri diatas kebenaran jadi hoax itu tidak lahir dari sesuatu yang kosong , hoax itu lahir dari sesuatu yang benar, yang benar itu ditutupi informasi yang keliru.
“Ada sepucuk didalamnya informasi yang benar, tetapi itu Informasi yang diplintir, seolah-olah informasi yang didalam itu menguntungkan satu pihak lain , merugikan satu pihak yang lain juga, necer dari hoax. Hoax itu bukan berdiri dari sesuatu yang tidak ada tetapi hoax berdiri dari sesuatu yang benar,” bebernya.
Ketua Ikatan Jurnalis Sintang Heri Sumitro Lingga menyatakan bahwa Diskusi yang digelar lahir karena adanya keresahan yang dirasakan terhadap para jurnalis sintang terkait dengan semain maraknya informasi hoaxs media sosial yang tak kunjung reda.
Bahkan masyarakat pada umumnya lebih percaya terhadap informasi – informasi yang beredar dimedia sosial meski belum mengetahui fakta yang sebenarnya dibandingkan dengan informasi – informasi yang disajikan oleh media meinstrim yang tentunya bisa dipertanggung jawabkan.
“Hal ini disebabkan karena minimnya program literasi media digital ke masyarakat. oleh sebab itu kita menganggap literasi media digital ini sangat penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang konten apa saja yang berpotensi melanggar hukum dan tidak.”ucapnya.
“Tujuan lainnya, paling tidak kita memberikan stimulan dan contoh akan manfaat dari diskusi serta bisa edukasi khususnya kepada para pemuda dan mahasiswa demi kemajuan sintang yang lebih baik.”ujarnya lagi.
Pasalnya, kalau kita melihat forum-forum diskusi yang di Sintang ini sangat minim
mudah-mudahan bernjak dari kegiatan yang kita gelar hari ini bisa memacu semangat para pemuda dan mahasiswa untuk menggalakkan forum diskusi-diskusi.
Diskusi panjang tersebut yang dihadiri Dandim 1205/Sintang Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan, Ketua FKMS Ade.M.Iswadi, mahasiswa, guru dan berbagai elemen masyarakat lainya menghasilkan beberapa poin diantaranya :
1. Ada kebutuhan untuk membentuk paltform yang dapat di gunakan untuk merespon cepat hoaxs yg beredar d masyarakat. Platform di bentuk memiliki sop dan protokol yg mengikat sehingga memiliki legitimasi dan otoritas untuk meluruskan informasi yang beredar luar d masyarakat.
2. Media centre formal yang dimiliki oleh pemerintah daerah mesti meningkatkan sense of crisis untuk merespon secara baik isu penting yang menjadi kepentingan publik.
3. Ada kebutuhan untuk memperbaiki kapasitas literasi publik melalui upaya-upaya edukasi publik
4. Ketidakpahaman masyarakt terhadap persoalan publik mencerminkan kegagalan fungsi humas pemerintah daerah untuk mendiliver informasi yang dibutuhkan
5. Media mainstreaming d tingkat lokal harus selalu menjadi corong penyeimbang informasi publik
6. Hoaxs melahirkan misinfomasi dan disinformasi sehingga masyarakat mengkonsumsi informasi bohong. (sus)