dr. Khairul Bahri Tambunan : Menjaga Kesehatan Memasuki Musim Kemarau

Delikcom.com, MARAU – Musim kemarau sudah mulai dirasakan sejak awal Pebruari 2021 curah hujan mulai berkurang. Kondisi seperti ini perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan juga yang sangat penting menjaga kesehatan.

Kepala Puskesmas Marau Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang,  Dokter Khairul Bahri Tambunan, M.M menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa melakukan antisipasi demi terjaganya kesehatan disaat musim panas terjadi.

Bacaan Lainnya

” Kewaspadaan terhadap kesehatan dimusim panas perlu dijaga bersama-sama. Kondisi seperti ini selain akan mengakibatkan kekurangan sumber air juga dimungkinkan adanya kabut asap, debu jalanan yang sangat berpengaruh kepada kesehatan tubuh kita,” ujar Dokter Khairul ketika dikonfirmasi melalui jaringan selulernya, Kamis (18/2).

Ditambahkannya, lakukan kegiatan perlindungan kesehatan seperti dianjurkan konsumsi air putih minimal 8 gelas sehari dab konsumsi suplemen untuk peningkatan imunitas dan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri juga mencuci tangan disaat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sekarang ini.

” Saya berharap agar kita selalu waspada dan tetap menjalankan anjuran pemerintah, untuk kebaikan diri kita masing-masing, sehingga terhindar dari penyakit ISPA maupun Alergi. Bila masyarakat yang dalam keadaan sakit jangan menahan diri segera untuk berobat dan mengunjungi UPTD Puskesmas Marau agar dilayani pengobatan penyakit yang telah diderita,” harapnya.

” Lebih baik kita mencegah daripada Mengobati. Sakit itu mahal sedangkan mencegah itu sebenarnya mudah dan gampang. Mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, memakai Masker serta menjauhi atau hindari Kerumunan,” imbuhnya.

Bagi warga yang hobbynya menangkap ikan, ikan maupun sejenisnya, Khairul berpesan agar menggunakan sarana yang alami yang tidak bertentangan dengan hukum, merusak ekosistem kehidupan di sungai dan bisa mengakibatkan kerusakan pada kesehatan diri sendiri dan orang lain.

” Jangan menggunakan bahan kimia seperti potasium sianida maupun Setrum, sebab ini dilarang secara hukum bahkan membahayakan diri serta orang lain yang banyak menggunakan kebutuhan air di sungai. Apalagi ikan hasil diracun tersebut sangat kurang baik untuk dikonsumsi, selain merusak kesehatan tubuh bahkan merusak pertumbuhan dan perkembangan janin pada ibu hamil dan jua merusak ekosistem ikan tersebut karena banyak ikan yang kecil bisa ikut mati. Jaga alam lingkungan kita agar tetap Asri dan dimusim kemarau ini bisa kita juga memanfaatkan sumber air sungai tersebut,” paparnya.

Potas, begitu istilah untuk potasium di kalangan nelayan, merupakan racun yang mengandung pottasium sianida untuk menangkap ikan. Teknik menangkap ikan dengan potas dilarang. Racun itu menyerang pembuluh darah jantung, menutup aliran darah. Bila masuk ke tubuh manusia racun itu bisa membuat seseorang kolaps dan tewas.

” Iritasi mata, iritasi kulit, kesulitan bernapas, pusing, sakit kepala, mual, dan muntah bisa langsung dirasakan oleh oleh mereka yang dalam aktivitasnya bersentuhan langsung dengan pestisida. Paparan pestisida dalam dosis tinggi bahkan dapat menyebabkan kematian,” ungkapnya. (Marnak)

Visited 85 times, 1 visit(s) today

Pos terkait