Delikcom.com, MARAU – Harga sawit mulai baik, hal ini tentunya karena Pemerintah dalam tahun ini menargetkan memproduksi B50, selanjutnya akan menjadikan minyak sawit tembus B100.
Biodisel merupakan sumber energi baru terbarukan. Indonesia harus bisa terlepas dari ketergantungan energi fosil yang tak sadar akan habis. Selain itu kita tergantung pada impor BBM termasuk solar dan impor tersebut cukup tinggi sementara di sisi lain Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia. Kebijakan Pemerintah Indonesia terlihat serius untuk mengurangi impor BBM termasuk solar. Hal ini tentunya akan berefek menciptakan permintaan domestik serta efek berantai pada 16 juta petani sawit Indonesia.
Perkebunan sawit di masyarakat mulai digemari, hal ini karena tanaman perkebunan sawit sudah ditanam masyarakat dan bisa dijual dengan mudah.
” Sekarang harga sawit sudah tembus 1500/kg dipekebun. Artinya 1 ton sudah bisa 1,5 juta” Kata Azis seorang petani kelapa sawit berasal dari Desa Riam Kusik Kecamatan Marau Ketapang, Jum’at (29/1).
Menurutnya, selain hasil yang cukup lumayan sawit enak dikelola walaupun dimusim apapun tidak berpengaruh pada hasil.
“Selain itu, sawit ini enak di kelola, sekalipun hujan maupun panas kita petani tidak berpengaruh pada aktivitas lain, setiap dua Minggu kita tetap panen”, tambahnya.
Hal senada di sampaikan oleh Hermanto Sahadi, yang menyatakan berkebun kelapa sawit masih tetap primadona karena dengan hasil sawit bisa menutupi kebutuhan hidup dan kebutuhan lainnya.
“Sawit masih primadona disaat keadaan pandemi seperti ini, saya kalau tak ada sawit masih kekurangan bayar kridet dan kebutuhan lain, melalui sawit ini saya masih bisa beraktivitas ditempat kerja lain, bila panen baru saya kontrol. Itupun masih menggunakan tenaga orang lain”, paparnya.
Kelebihan perkebunan sawit pribadi disampaikan juga oleh Aheng, pemilik Toko Pulau Rejeki di Marau.
” Kebun saya dikerjakan dan diurus orang, saya fokus di Toko, per dua Minggu panen 11-12 ton. Artinya adalah 22-24 ton sebulan”. Imbuhnya.
Benar saja berdasarkan pantauan dilapangan, Jumat (29/1) Kebun sawit pribadi bisa dijadikan investasi yang menggiurkan. Banyak pemilik kebun mengolah sendiri dan ada juga diolah orang lain. Seperti Aheng, diolah orang lain, setiap bulan bisa menghasilkan 30-40 juta rupiah jika harga masih Rp.1500, akan beda angkanya jika langsung ke pabrik.
Jika dilihat dari prospek kedepan, usaha perkebunan sawit sangat menjanjikan dikarenakan pemerintah sudah menargetkan bahan bakar fosil tergantikan energi terbarukan. Dengan demikian tentu kebutuhan minyak sawit selalu diperlukan. Semoga target pemerintah menjadikan minyak sawit tembus di B100 terkabul. (Marnak)